kominfo@jatimprov.go.id (031) 8294608

Cek Hoaks atau Fakta ?

masukkan kata kunci anda.

Disinformasi: Sebar nyamuk GMO agar kasus demam berdarah meningkat dan berujung penjualan vaksin DB

Beredar unggahan di media sosial twitter yang menarasikan bahwa nyamuk hasil genetic modifying organism (GMO) telah dilepaskan agar angka kasus demam berdarah dengue meningkat di masyarakat. Selanjutnya, RS Pemerintah menjual vaksin DB kepada masyarakat luas. Berdasarkan verifikasi, unggahan tersebut mengandung disinformasi. Bahwa benar adanya saat ini salah satu RS Pemerintah, RS Soewandhi, telah menjual vaksin demam berdarah seharga Rp. 710.000. Vaksin tersebut diterangkan (melalui poster resmi dari rumah sakit dr. Soewandhi) dapat melindungi manusia dari serangan virus DBD (Demam Berdarah Dengue). Apabila vaksin diberikan dalam dosis lengkap dapat melindungi seumur hidup. Vaksinasi diberikan 2 dosis, dengan jarak antar dosis selama 3 bulan serta untuk anak berusia 5 tahun hingga dewasa usia 45 tahun. Akan tetapi, klaim pengunggah bahwa saat ini ada pelepasan nyamuk GMO agar angka kasus demam berdarah meningkat adalah disinformasi. Melansir berbagi referensi akademik dan pemerintah, salah satu upaya menekan persebaran nyamuk aedes aegypti adalah dengan cara memberikan bakteri wolbachia pada nyamuk yg terinfeksi. Teknologi mengurangi angka aedes aegypti dg wolbachia ini telah diterapkan sejak 2011. Dan, berdasarkan riset dan kajian ilmiah, injeksi wolbachia pada nyamuk aedes aegypti masuk pada kategori non-GMO, bukan GMO. Melansir situs Kemenkes, Vaksin demam berdarah membantu tubuh membangun pertahanan terrhadap virus dengue, sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kasus dan risiko infeksi dengue yang parah. Data studi klinik menunjukkan bahwa efikasi vaksin demam berdarah untuk pencegahan demam berdarah secara keseluruhan dan mencegah resiko perawatan di rumah sakit akibat virus dengue.

Permohonan Klarifikasi

Kirimkan detail informasi yang kamu dapat, akan kami bantu cari klarifikasinya dalam 1x24 jam.