Fakta: BMKG Sebut Gempa Megathrust Indonesia Tinggal Menunggu Waktu
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa terjadinya gempa megathrust di Indonesia hanya masalah waktu. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengungkapkan hal ini saat menyinggung kekhawatiran para ilmuwan Indonesia mengenai adanya seismic gap di Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut. Seismic gap sendiri merujuk pada daerah di sepanjang batas lempeng aktif yang belum mengalami gempa besar atau gempa apapun selama lebih dari 30 tahun. BMKG memprediksi bahwa Megathrust Selat Sunda berpotensi memicu gempa besar dengan kekuatan maksimum M 8,7, sementara Megathrust Mentawai-Siberut bisa mencapai M 8,9. Daryono mengatakan,Pelepasan gempa di kedua segmen megathrust ini bisa dikatakan hanya masalah waktu, karena di kedua wilayah tersebut belum terjadi gempa besar selama ratusan tahun. Berdasarkan hasil analisis, informasi tersebut adalah fakta. Informasi tersebut terkonfirmasi pada unggahan Instagram resmi @infobmkg yang menyebut, Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, ungkapan "tinggal menunggu waktu" bukan berarti gempa akan segera terjadi, karena waktu kejadian gempa tidak dapat diprediksi. Pernyataan tersebut disampaikan karena segmen-segmen gempa di sekitarnya telah melepaskan gempa besar, sementara segmen ini belum. Sebagai langkah antisipasi, BMKG telah menyiapkan sistem monitoring dan peringatan dini tsunami yang lebih cepat dan akurat. BMKG juga memberikan edukasi dan pelatihan mitigasi kepada pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak terkait melalui berbagai program seperti Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) dan BMKG Goes To School (BGTS). Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko dampak bencana dan, jika mungkin, mencapai nol korban.